Masihkan menjunjung etika?

Menjunjung.. hhhhmmmm apa yah padanannya katanya, mementingkan etika lah artinya. Pengalaman sehari2 yang sering gw alamin adalah masyarakat di sekitar gw (dan mungkin gw) kurang menghargai etika dalam kehidupan.

Pengalmana ortu gw ke RS untuk konsultasi bokap, katanya sangsi dokter akan praktek jam 17:00, ortu udah dateng dari jam 15:00 agar bisa dapat nomor pertama, ternyata udah nunggu lama2 ternyata si dokter baru datang sekitar 18:45, ada buka bersama dulu katanya…

Bah pengen gw injek2 ini dokter, kemana sih etika dalam menghormati waktu? Emang gw butuh loe, tapi bukan berarti loe bisa semena2 mengatur waktu loe sendiri. Mending kalo ada pemberitahuan dari awal lalau di kasih tau ke para pasien, lah ini gak ada kata2 tau2 datengnya telat.

Kenapa sih orang2 yang merasa di butuhkan selalu seenaknya saja? seperti juga para anggota DPR yang baru dapet tambahan tunjangan Rp. 10 juta (Tambahan loh, artinya ada tunjangan yang lain, cari aja sendiri apa tunjangan yang lain itu) dan mereke senyum2 senang mendapat uang itu. Padahal gak jauh dari mereka duduk2 itu orang2 pada sampai bunuh2an untuk Rp. 300 rb.

Kesimpulannya, orang kalo sudah punya kuasa dan di butuhkan, seringkali tidak memperhatikan etika (dan juga empati) dalam menjalankan bisnis. Asal kebutuhan mereka terpenuhi maka yang lain gak usah di pikirin.

maaf kalo gak ada hubungan judul dengan isi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.