8 Tahun Tragedi Trisakti

12 mei 1998
Capek hari ini demo di kampus, kegiatan kampus yang sudah gak konsen lagi dengan mata kuliah yang di berikan oleh dosen dan sebagian besar mata kuliah di batalkan. Dengar di radio bahwa demo yang terjadi di Universitas Trisakti menelan korban 4 orang mahasiswa trisakti (Elang Mulyana, Hafidin Royan, Hendrawan Sie dan Hery Hertanto), dan tak terhitung warga masyarakat umum yang terluka.
Hari itu gw pulang dengan menyaksikan berita2 di tv bahwa demo di depan kantor walikota jakarta barat berakhir rusuh, tentara2 menembakkan senjata tidak keatas tapi ke depan dan menggunakan peluru tajam, tidak lagi menggunakan peluru karet (entah mana yang benar). Sampai malam berita tentang demo di trisakti terus di ulang2 dan dengan perkembangan yang baru.

13 mei 1998
Salah satu korban trisakti tinggal di jl. nimun raya, dekat ama rumah gw dan direncanakan di kuburkan di TPU tanah kusir. Gw langsung ke TPU tanah kusir dan ternyata jenazah sudah di kuburkan, di antar oleh rekan2 dari trisakti dan para mahasiswa dari kampus lainnya.
Gw dengar dari orang yang ada di TPU, bahwa pom bensin di jl. gajah mada yang ke arah kota sudah terbakar, toko2 di sepanjang itu jalan itu sudah di jarah dan dibakar. Orang2 keturunan china banyak yang di pukulin, di perkosa bahkan di bunuh. Keadaan jakarta waktu itu mungkin lebih seram dari perang kemerdekaan tahun 1940an.
Dari TPU gw langsung ke kampus dan berdemo lagi di kampus, tapi dari kejauhan gw liat asap membumbung tinggi di udara, masyarakat menjarah toko2 di sepanjang jl. Ciledug Raya. Entah masyarakat dari mana mereka itu, tapi gw menyaksikan dengan mata gw sendiri bahwa mereka seperti bukan dirinya.
Menjarah toko2 di sepanjang jl. Ciledug raya tidak peduli itu toko apa, dari toko kelontong, toko onderdil, sampe toko furniture. Dalam keadaan itu gw liat 2 orang bawa spring bed ukuran quenn size, hanya berdua. Ada yang bawa meja rias yang gw percaya sangat berat dengan sendiri juga.
Gw inget mereka yang menjarah itu menyalahkan suharto yang pada saat itu perekonomian di Jakarta sedang hancur2nya, 1 US Dollar = RP. 16.000.
Gw nginep di rumah teman gw yang gak jauh dari kampus rumahnya. Ikutan berjaga di kompleknya dan menyaksikan orang2 yang menjarah keluar masuk komplek (yang merupakan jalan potong ke belakang komplek).
Gw telepon rumah, Alhamdulillah keadaan rumah gw gak apa2, semuanya aman2 saja, tapi kakak gw terjebak di kantornya di Cikarang sana. Tapi semuanya baik2 saja.
14 mei 1998
Pagi2 sekali gw jalan menyusuri jl. Ciledug raya bareng teman gw, terlihat bekas2 penjarahan dan kebakaran di sepanjang jalan. Kita berusaha nyetopin bajaj tapi gak ada yang mo berhenti, akhirnya kita jalan agak jauh eh ada bajaj berhenti dan teman gw langsung pulang. Ternyata supir bajaj masih takut. Sedangkan gw sendiri terus berjalan sama Seskoal dan langsung naik ojek. Sampai rumah gw bersyukur banget tidak menjadi korban penjarahan. Siangnya kakak gw sampai di rumah juga.
Hari itu kita dirumah saja karena ketakutan, dan hari2 berikutnya kita siskamling. Mei 1998 tidak akan terlupakan

5 thoughts on “8 Tahun Tragedi Trisakti”

  1. kesalahan #1, penulisan nama tempat/kota hendaknya di awali dengan huruf kapital. contoh; Jakarta Barat.

    Kesalahan #2, penulisan nama orang, hendaknya menggunakan huruf kapital. misalkan; Suharto.

    Kesalahan #3, penulisan yang benar dari Quenn Size, adalah Queen Size.

    Kesalahan #4, penulisan akronim hendaknya disertakan dengan keterangannya. Misalkan, TPU, Siskamling

    #5. 12 Mei 2006 akan tercatat sebagai hari dengan kondisi cuaca yang sangat mengkhawatirkan (cerah,panas,hujan,gempa,hujan)

    #6. Salam aktifis 🙂

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.