Istri-istri Nabi Muhammad SAW

Gak tahan juga gw untuk tidak menulis tentang Nabi Muhammad, Rasulullah SAW yang kita cintai yang di jadikan alasan untuk orang-orang yang berpoligami.

Bagi orang-orang yang melakukan poligami dengan alasan meniru Rasulullah SAW mungkin mereka harus nge-google dulu dan cari dulu alasan-alasan kenapa Rasulullah SAW menikah lebih dari 1 orang.

Dan bagi yang gak bisa bahasa inggris, karena hasil dari nge-google itu adalah bahasa inggris maka mereka harus belajar bahasa inggris dulu.

Istri-istri Rasulullah Muhammad SAW yang berjumlah 12 orang adalah sebagai berikut

  1. Khadijah, atau Siti Khadijah, adalah istri Nabi Mohammad, dari sebelum menjadi nabi hingga 15 tahun kemudian saat menjadi Nabi yang terakhir. Siti Khadijah di nikahi oleh Rasul pada saat umur 40 tahun dan Rasul berumur 25 tahun. Siti khadijah adalah janda yang telah 2 kali menikah, sebelum menikah dengan Mohammad. Selama itu rasul hanya menikah dengan Siti khadijah. Siti Khadijah wafat pada tahun 621.
  2. SAWDA BINT ZAM’A, Seorang janda yang sudah berumur 65 tahun, miskin dan tidak ada yang mengurusnya. Nabi Mohammad menikahinya karena keadaan tersebut.
  3. AISHA SIDDIQA, diusulkan oleh seseorang, Nabi Mohammad menikahinya setelah 2 tahun tunangan(?)/berkenalan
  4. HAFSAH BINT U’MAR, adalah anak Umar bin khattab
  5. ZAYNAB BINT KHUZAYMA, Suaminya adalah seorang pejuang dan meninggal waktu perang uhud, meninggalkan dirinya dengan beberapa anak, dia sudah tua ketika Nabi Mohammad menikahinya. Tiga bulan setelah pernikahannya, dia wafat.
  6. SALAMA BINT UMAYYA, Suaminya meninggal dan meninggalkan beberapa orang anak, sebenarnya dia tidak mau menikah karena kecintaanya dengan almarhum suaminya. Akhirnya dia mau menikah setelah Nabi Mohammad memintanya dan mau merawat anak2nya.
  7. ZAYNAB BINT JAHSH, adalah anak tante Nabi Muhammad, zaynab menikah zayed tapi pernikahan tersebut tidak berjalan lama, dan Nabi Mohammad mendapat perintah untuk menikahi zaynab (surat 33:37).
  8. JUWAYRIYA BINT AL-HARITH, adalah tawanan dalam perang Al Mustalaq. Dia masuk Islam dan mengakui bahwa Nabi Mohammad adalah nabi terakhir
  9. SAFIYYA BINT HUYAYY, dia berasal dari suku Beni Nadir, seorang janda yang telah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi Mohammad
  10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN, suaminya meninggal di Ethiopia. Raja Ethiopia mengatur pernikahan dia dengan Nabi Mohammad
  11. MAYAMUNA BINT AL-HARITH, seorang janda berumur 26 tahun waktu menikah dengan Nabi Mohammad. Ketika Nabi Mohammad membuka kabah dia datang kepada Nabi Mohammad dan meminta untuk menikahi Nabi Mohammad. Setelah kejadian ini banyak yang masuk Islam dan mengakui bahwa Nabi Mohammad.
  12. MARIA AL-QABTIYYA, dia dikirim kepada Nabi Mohammad sebagai pembantu dan Nabi Mohammad menikahinya. Mempunyai seorang anak dari Nabi Mohammad bernama Ibrahim

Jadi sodara2 anda bisa mengambil pelajaran dari tulisan di atas bahwa Nabi Mohammad tidak melakukan poligami selama pernikahannya dengan Khadijah, sampai Khadijah meninggal baru Nabi Mohammad menikah kembali dengan tujuan mulia membantu orang lain dan bukan untuk memenuhi hasrat seksual.

Kesimpulan yang gw simpulkan

  1. Nabi Mohammad adalah orang yang setia dengan istrinya, tidak pernah menikah selain dengan Khadijah sampai khadijah meninggal. <== CONTOH INI
  2. Nabi Mohammad menikah kembali untuk menolong orang lain <== CONTOH INI
  3. Nabi Mohammad menikah kembali untuk membebaskan tawanan <== CONTOH INI

Jadi bagi orang-orang yang ingin berpoligami dengan alasan meniru Nabi Mohammad SAW, coba kalian cari lagi di buku-buku dan internet sejarah Nabi Mohammad dan istrinya.

Dah…

ps: diambil dari berbagai sumber dan diterjemahkan dengan bebas.

UPDATE!

tutup komen ah, cape ngeliatin komen2 disini

89 thoughts on “Istri-istri Nabi Muhammad SAW”

  1. Buat loe resist and Zulfiki Bin Taha. jangan so tau loe alquran tu firman Allah yang kagak bisa loe tiruin. bukan salah tata bahasanya, tapi loe nya yang BEGO, emang loenya loe bisa ngebuat 1 ayat aja alquran gak kan?. klo lu ngaku islam loe jangan ngeraguin al quran dong!!! klo gak ngerti bahasanya tayain dolu donk ke berbagai ulama AHLI SUNNAH WAL JAMA’AH ( klo gak percaya loe termasuk orang KUfur masuk neraka “LAdho”.
    and loe lagi zulkifli loe ngeartiin semua temuan itu bid’ah. klo loe tau hakikat Bid’ah loe gak bakalan nyebut temuan mereka ama WALISONGO itu haram.
    And muslim yang ngebom umat lain itu bukan lah muslim sejati ( mereka terbawa hawa nafsu dari setan LAKNATTULLAH ) Muslim tidak mengajarkan tentang begituan, malahan sahabat rasullah yang akan membunuh musuhnya di medan PErang jadi tidak membunuhnya Lantaran dia diludahi dan ingin membunuh bukan karena allah tapi karena NAfsu. jadi JANGAN CARI GARA GARA AMA PENDAPAT LOE YANG NGACO itu.

  2. Mengucapkan “Selamat Natal” kepada umat nasrani adalah haram.

    Adapun hal-hal lainnya yang haram bagi umat muslim adalah:

  3. Quran dulu dibuat waktu jaman perang. Ayat-ayatnya hanya berlaku untuk situasi saat itu.
    Cilakanya, orang-orang yang membuat ayat-ayat Quran itu tidak memikirkan bahwa kehidupan manusia dan tata sosial masyarakat selalu berubah.

    Hasilnya, disamping ayat-ayat quran mengandung banyak kesalahan tata bahasa, ayat-ayat ini makin tidak relevan untuk kehidupan umat.

    Jadi musuh utama bagi Quran adalah WAKTU.

  4. Kalo gak salah, ada persyatannya untuk bisa berpoligami ,yaitu antara lain adalah : Jika si istri sudah tidak bisa melakukan kewajibannya sebagai istri terhadap suami dan mengikhlaskan suami untuk menikah lagi………….

  5. udah jangan dibicaarin lagi tentang AA Jimy eh AA Gym…biarin aja itu kan hal privat..heheh meski AA Gym sudah masuk lokasi publik ketika dakwah. tapi sekali lagi sudah…AA Gym juga punya nafsu dan kontol..dan pastinya pengen juga nikmatin memek enak dan empuk serta wajah cantik…udah biarin aja..kita juga lom tentu lebih baik dari AA Gym

    _ujang kutil

  6. Poligami itu dibolehkan (Jelas-jelas itu adalah hukum Allah), asal ada alasan yang kuat. Ini beberapa hal yang bisa dipertimbangkan:

    1. Ayat mengenai poligami turun setelah Perang Badar berlangsung dimana saat itu banyak janda-janda perang yang tidak terurus. Saat itu hukum budaya Arab adalah ketika suami meninggal, hartanya pergi ke keluarga suami dan sang janda itu tidak dapat apa-apa. So, dari sini mari kita pikirkan lagi tujuan poligami itu sendiri.
    2. Rasul sendiri memilih untuk monogami saat beliau menjadi suami Khadijah. Dan setelah Khadijah meninggal, Saudah binti Zam’a (janda) menjadi istri beliau berikutnya. Saudah ingin menolong Rasul menjaga anak-anaknya (Fatimah saat itu berusia 10 tahun).
    3. Saat Rasul ditawari menikah dengan Aisyah (satu-satunya Istri rasul yang bukan Janda), pada awalnya beliau menolak untuk menikah lagi. Namun setelah diyakinkan bahwa dengan menikahi Aisyah (yang masih muda sehingga mudah dibentuk), Aisyah dapat merekam kehidupan Rasul dan menjadi corong bagi kaum muslimah (terbukti, sebagian besar hadist diriwayatkan dari Aisyah). Maka Rasul bersedia untuk menikah lagi.
    4. Semua Istri-istri Rasul janda, dan bahkan tidak sedikit yang umurnya sudah tua.
    5. Saat Ali bin Abu Thalib berniat untuk memiliki istri lagi. Rasul keberatan jika Fatimah harus dimadu. Karena,…. tidak ada yang kurang dari Fatimah (wanita yang begitu mulia dll), sehingga tidak ada alasan bagi Ali bin Abu Thalib untuk memperistri wanita lain.

    (See? bahkan seorang Ali bin Abu Thalib pun, yang pastinya ingin berpoligami bukan karena alasan nafsu, Rasulullah melarangnya, selama ia masih bersuamikan Fatimah)

    Sementara di Indonesia, Kita gak perang, gak kurang laki, thus, gak perlu poligami. Atau kalau pun mau berpoligami, mungkin bisa cari janda-janda Muslim di Flores (yang dulu sempat konflik)

    So,…. halo para pria,..
    Adil bukan satu-satunya pembenaran untuk berpoligami. Jika kalian ingin berpoligami,… siapkah kalian dengan alasan-alasan yang kuat itu? (misal menikahi janda yang sudah tua, dan tidak terurus, dll).

  7. PARA SUCI ITU (MAKSUD SAYA YG BENAR-BENAR SUCI) TIDAK AKAN PERNAH MEMIKIRKAN HAL-HAL DUNIAWI …HAL-HAL YG BERHUBUNGAN DENGAN NAFSU INDRIYA APAPUN ALASANNYA……..SEMOGA MENJADI BAHAN PERTIMBANGAN BAGI KITA SEMUA……

  8. kacau kalian pada….

    pernah ngga ngerasain jadi anak yang ayahnya berpoligami???
    saya ngerasain, dan perih banget. liat ibu saya yang menderita dan semua anak2nya stress….

    jadi kalo emang kalian ngga ngerti gimana rasanya jadi korban, jangan banyak komentar deh.

    salam

  9. salam………
    kondisi saat ini amat dilematis ketika wanita diperhadapkan dengan ikat pernikahan, salah satu diantaranya ketakutan akan adanya wanita/istri lain disisi sang suami. apatah lagi beberapa bulan belakngan ini banyaknya dikalangan artis yang melakukan hal tersebut malah ujung-ujungnya anak yang menjadi korban. ditambah lagi dengan pernikahan(poligami)yang dilakukan oleh AA gim yang ternyata menjadi momok terbesar bagi kaum hawa yang telah memiliki pasangan hidup. ketakutan bagi sebagian besar wanita dilingkunagn makassar yang awam terhadap hal tersebut!maka dari itu POLIGAMI whay not gitu lho asalkan tidak terlepas dari fikih sebelumnya.
    wassalam

  10. wahai saudara semua poligami memang ada dalam islam bagi yang mampu. kalau kalian bodoh tentang hali itu pelajar dong sejarah nabi dan shahabatnya, jangan bicara agama seenaknya sendiri nanti kualat dunia akhirat

  11. @ Daud Ibrahim.
    Rosullullah (Nabi Muhammad) mengajarkan kepada kita bahwa dalam kehidupan sex apabila kita melakukan hubungan suami istri maka kita dianjurkan untuk menutup tubuh kita dengan selimut sehingga tidak terlihat dari luar (kali aja ada yang ngintip loh).
    Mungkin yang anda soroti adalah pernikahan antara rosullolah dengan ibunda siti Aisyah, dimana yang menjadi sorotannya adalah usia ibunda siti aisyah !!!
    Ini memang banyak sekali pertentangan yang terjadi, tapi saya tidak akan mempermasalahkan itu semua, saya hanya mampu menguraikan bahwa seorang wanita dianggap siap untuk menjalani kehidupan rumah tangga apabila dia sudah akil balig, nah akil balig tersebut ditandai dengan menstruasi. Silahkan anda cerna sendiri usia berapa seorang wanita mengalami menstruasi !!
    Mengenai perbedaan usia antara rosul dengan ibunda siti Aisyah itu bukanlah suatu hal yang perlu diperdebatkan, karena ada seorang wanita yang mencintai suaminya walaupun beda usia besar.
    Dan satu hal lagi yang paling penting adalah ketika itu dalam usia yang remaja ibunda aisyah mempunyai kekuatan pemikiran dan ingatan yang sangat baik sekali sehingga kalau kita baca dari hadist kebanyakan diriwayatkan oleh ibunda siti aisyah.
    Nah itu sisi positif yang mampu saya tangkap, saya harap penjelasan saya mampu anda serap.
    salam

  12. Bagus sekali penjelasannya. Namun bagaimana dengan pendapat bahwa Islam mengijinkan tawanan perang jadi Budak sex? Juga kehidupan sex Nabi Muhammad yang di jadikan senjata musuh-musuh Islam untuk menghina Nabi Muhammad? Butuh penjelasan Nih!

  13. Waduh semua ngedukung anti poligami, baiknya pelajari dengan cermat fungsi poligami terutama di jaman sekarang ini, sekedar uraian yang dapat aku sampaikan :
    1. Jumlah laki-laki

  14. Apapun sudut pandang yg ngebaca coba kita kembalikan dgn semua sifat 4JJ1..Biarkan Aa berpoligami,Aa pasti sudah tau konsekuensi ktk berhadapan dgn Rabb,buat apa mengotori hati dan pikiran qta dgn trus bersuudzon,jgn sampai apa yang dilakukan Aa malah membuat setan tertawa2 dan menguasai hati qta..
    Subhanawllah Rasullah dgn Teladannya,makasih bgt pembahasannya mudah2an ini dapat menambah kecintaan qta thd 4JJ1 dan Rasul-Nya..;)

  15. Belajar meeeen…belajar…bisanya hanya sibuk dengan orang lain….

    Indonesia memang lucu kok….kalau ada sepasang pria dan wanita bergandengan tangan lalu pergi ke hotel, tidur bareng….padahal bukan pasutri….orang diem2 saja…gak da komentar…gak ribut…tapi kalau ada orang poligami ributnya bukan main…

    Saya sangat heran dengan bangsa Indonesia…( Mas Arifin Salamun..mahasiswa fakultas Sastera Arab Tingkat 2 universitas Damaskus Syria.) email : [email protected]

  16. Saya setuju banget dengan komentar Rasyid…sebaik nya kita jangan berprasangka buruk dulu dengan Aa..semoga Allah memberikan taufiq kepada beliau…Saya bukan mengkultuskan Aa, tapi bangsa Indonesia perlu banyak banyak belajar tentang masalah ini…
    Terus…tunggug apa lagi……………..Belajar Men…! Jangan hanya bisa komentar dengan sikap orang lain….Ayo…belajar….

  17. wekeke…
    Muhammad adalah probadi yang kompleks alias ruwet.

    Mohammad Was An Epileptic Madman

    Islam Based On Epileptic Prophecies, Says Book From Iran-Native Neuropsychologist

    PRNewswire – Religious prophet Muhammad suffered from epileptic seizures, according to a book recently released by a Tehran native and Muslim raised neuropsychologist. Abbas Sadeghian delivers these findings in the book Sword & Seizure, which is based on historical text, including the Koran.

    Sadeghian was inspired by a comparable paper he presented in 2001 at New York University

  18. @saleho
    anda menunjuk siapa? Kalo tulisan ini coba anda baca sampai habis tulisan saya ini, karena tulisan ini adalah terjemahan bebas dari yang ada di internet. Bisa anda bandingkan dengan tulisan ibu Siti Musdah Mulia di Tabloid Wanita Indonesia edisi 16-24 desember 2006 yang saya rangkum di tulisan saya yang paling baru
    http://andriansah.id/2006/12/12-istri-nabi-muhammad-saw
    Atau silahkan beli sendiri dan baca Tabloid Wanita Indonesia. edisi di atas.

    Tidak ada penafsiran yang ada hanya kesimpulan gw sendiri yang artinya kesimpulan pribadi.

  19. Saya mohon kalau mau menentukan suatu hukum belajar hadist dulu mas..jangan sepotong-potong dalam mengambil hadist.hati-hati dengan orang-orang orientalis mereka akan menghancurkan islam melalui isu perempuan.Berhukumlah dengan hukum Allah, jangan pernah menafsirkan apabila kamu tidak mengetahui dasar hukumnya atau asbabul nuzulnya. terima kasih…

  20. Mendudukkan Adil dalam poligami

    Jika kesimpulan kalangan antipoligami telah terbukti salah karena bertentangan dengan penjelasan Rasulullah saw, bagaimana mendudukan dua ayat di atas. Harus dipahami bahwa surat al-Nisa ayat 3 itu tidak memberikan syarat adil dalam poligami. Hal ini tergambar dalam ungkapan ayat: Nikahilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi dua-dua, tiga-tiga, atau empat-empat. Ayat ini mengandung pengertian mengenai kebolehan berpoligami secara mutlak. Kalimat tersebut telah selesai (sebagai sebuah kalimat sempurna). Kalimat itu kemudian dilanjutkan dengan kalimat berikutnya: Kemudian jika kalian khawatir

  21. Maaf OOT dan utk yg OOT kemarin. Bolehkah wartawan beropini?
    Silakan cari di Google dgn keyword : “wartawan beropini” Terima kasih.

    Salam,
    dd Gym

  22. POLIGAMI
    PROF.Dr. M. Quraish Shihab
    Lentera Hati, Metro TV
    13 Maret 2005, 14.00 – 15.00 WIB

    Kita pernah mendengar tentang POLIGAMI AWARD baru-baru ini. Ini adalah masalah pro dan kontra. Terlebih dahulu, saya akan mengantarkan suatu kisah.
    Dulu, ada salah seorang penguasa dinasti Abbasiyah yang isterinya tidak senang pada suaminya, karena suaminya baru kawin lagi. Maka dia mengadukan hal ini kepada Khalifah, yang bernama Abu Mansyur. Kata Khalifah, “Baiklah, kita mengundang seorang ulama besar yang bernama Abu Hanifah atau Imam Hanafi (pendiri salah satu madzhab dari 4 madzhab yang terkenal -Syafi’i, Hambali, Maliki dan Hanafi-).”

    Diundanglah ulama tersebut. Mereka hadir bertiga dalam diskusi. Sang
    suami, bertanya kepada ulama tersebut, “Berapa banyak seorang laki2 diperkenankan untuk kawin ?”. Maka Abu Hanifah menjawab, “4 orang isteri”. Suami kemudian berkata dan melirik kepada isterinya, “Nah kamu udah dengar tuh”. Isteri menjawab, “Ya saya sudah dengar. Bolehkah seseorang keberatan jika suaminya kawin lebih dari satu ?”. Imam menjawab, “Tidak boleh karena itu ketetapan Tuhan”. Suami berkata lagi kepada isterinya, “Dengar tuh”.

    Kemudian Imam berkata, “Tetapi wahai penguasa, Tuhan itu menetapkan harus adil. Dan bagi yang tidak mampu adil sebaiknya mengikuti tuntunan Tuhan, supaya cukup satu”. Isterinya yang mendengar ini berkata balik kepada suaminya, “Dengar tuh”.

    Selesai diskusi, beberapa hari kemudian, sang isteri kemudian mengirim hadiah kepada Imam Hanafi. “Terima kasih, engkau sudah menasehati suamiku”. Imam kemudian mengembalikan hadiah itu, dan dia berkata “Saya berucap menyampaikan hal itu, bukan berbasa-basi kepada kamu. Tetapi saya menyampaikan, inilah pandangan saya tentang poligami yang saya pahami dari Al Quran”. Nah, saya (pak Quraish) akan menyampaikan tentang poligami dari yang saya pahami dari Kitab Suci, bukan untuk berbasa-basi kepada lelaki/suami, tidak juga ingin berbasa-basi kepada para perempuan/isteri. Kita akan lihat bagaimana sebenarnya ketentuan agama dalam Al Quran tentang
    poligami.

    Menurut saya (pak Quraish), bukan hanya Islam yang pertama kali
    membolehkan poligami. Dalam kitab perjanjian lama, Nabi Daud mempunyai banyak isteri.
    Baiklah, kalau kita membuka lembaran Al Quran, persoalan poligami disebut
    dalam Surat Annisa(4) : 3, disana Allah berfirman “Kalau kamu khawatir,
    tidak berlaku adil terhadap anak-anak yatim maka kawinilah selain anak2
    yatim itu, perempuan2 yang kamu sukai, dua-dua, tiga-tiga, atau
    empat-empat.
    Tetapi kalau kamu khawatir tidak berlaku adil maka cukup satu.”

    Kita lihat, ayat itu turun karena ada orang-orang yang sedang memelihara
    anak-anak yatim yang kebetulan anak-anak yatim itu cantik, masih muda dan
    punya harta. Mereka ingin mengawini anak-anak yatim itu, atau juga ingin
    mendapatkan hartanya namun dengan tidak ingin membayar maharnya yang
    sesuai.
    Itu namanya mereka tidak berlaku adil. Karena itu, Tuhan melarang para
    pengasuh anak yatim ini, “Kamu harus berlaku adil, kalaupun kamu ingin
    mengawininya lantas tidak berlaku adil, maka kawinilah perempuan yang
    lain,
    karena anak-anak yatim itu lemah.” Ayahnya sudah meninggal sehingga tidak
    ada yg membela dia, tetapi kalau perempuan yang lain, mereka masih punya
    orang tua yang bisa membela dia dan sebagainya.

    Pertanyaan pertama yang kemudian muncul adalah :Kalau ayat ini turun
    berkaitan dengan pengasuh anak-anak yatim yang ingin mengawini mereka itu
    yang kemudian dilarang karena khawatir mereka tidak bisa berlaku adil tapi
    kemudian diperbolehkan untuk berpoligami dengan wanita lain, maka apakah
    izin poligami ini hanya berlaku pada pengasuh anak-anak yatim ?

    Kalau jawabannya hanya berlaku pada pengasuh anak-anak yatim seperti ada
    yang berpendapat seperti ini, itu keliru, karena sahabat-sahabat Nabi pun
    yang tidak memelihara anak yatim ternyata berpoligami.

    Pertanyaan kedua :

    Berapa banyakkah berpoligami itu, karena dikatakan “dua-dua, tiga-tiga
    atau
    empat-empat” ? Berapakah jumlahnya ? Bolehkah 18 (dari 2+2+3+3+4+4) ?
    Masya
    Allah. Bukan itu maksudnya. Tidak boleh 18.

    Ataukah bolehkah 9 (dari 2+3+4=9) ? Tidak boleh 9.

    Nabi menjelaskan maksimal 4 orang isteri.

    Kita lihat lebih jauh di ayat itu, “Kalau kamu takut (khawatir) tidak
    berlaku adil”. Kita kaji seperti berikut :

    1. Kalau yakin tidak adil bolehkah ? Tidak boleh.

    2. Kalau menduga keras tidak berlaku adil, bolehkah ? Tidak boleh.

    3. Kalau ragu bisa berlaku adil atau tidak ? Ada ulama yang
    menjelaskan kalau dia ragu, itu boleh. Namun sebaiknya, orang yang ragu
    meninggalkan keraguannya menuju yang baik. Jadi kalau ragu, mestinya tidak
    boleh.

    4. Kalau yakin bisa berlaku adil bolehkah ? Boleh.

    5. Kemudian apakah boleh itu berarti perintah atau boleh ajah ? Itu
    boleh ajah. Istilah dalam bahasa agama, itu mubah/boleh. Bukan sunnah,
    bukan
    wajib, bukan makruh tapi mubah/boleh.

    6. Sekarang kalau menduga keras bisa berlaku adil ? Boleh, tapi
    syaratnya adil.

    Apa yg dimaksud kemudian dengan adil ? Jadi sebelum berpoligami, harus
    melihat dulu diri kita. Kira2 mampu berlaku adil atau tidak. Melihat diri
    itu, berarti mempelajari diri dari segi ekonomi dan dari segi jasmani
    pula. Jangan
    sampai Anda sakit2an mau berpoligami, bisa tidak adil. Lalu pelajari dari
    segi mental. Ada orang kaya yang sehat jasmaninya tapi boleh jadi terlalu
    cenderung kepada isteri muda, walaupun uangnya banyak kecendrungan hatinya
    terlalu padanya maka ini namanya juga tidak berlaku adil.

    Kalau syarat-syarat ini memenuhi, maka ketika itu bolehlah berlaku
    adil dan
    dibolehkanlah poligami.

    Sekarang saya (pak quraish) ingin bertanya? Jadi pada prinsipnya poligami
    boleh atau tidak ? Boleh. Diperintahkan atau tidak ? Tidak diperintahkan.
    Kita lihat bolehnya ini sampai dimana. Ada orang-orang sekarang yang
    berkata
    berlaku adil itu tidak mungkin. Mereka mendasarkan pada firman Allah dalam
    Surat An-Nisa (4) ayat 129 : “Dan kamu sekali2 tidak bisa berlaku adil
    terhadap isteri-isterimu, walaupun kamu mau…”. Tapi mereka berhenti
    sampai
    disitu. Itulah yang menjadikan mereka berkata bahwa poligami tidak boleh.
    Tetapi sekali lagi, orang ini tidak boleh berhenti membaca disitu, karena
    ayat itu masih berbunyi “…karena itu janganlah kamu terlalu cenderung
    kepada salah seorang isteri kamu, sehingga meninggalkan sama sekali isteri
    yang lain”.

    Yang kamu tidak dapat berlaku adil itu adalah hati kamu. Apakah kita yang
    mampu menguasai hati kita ? Hati tidak bisa kita kuasai. Nabipun bersabda
    “Ya Allah, saya berpoligami, tapi inilah yang mampu saya lakukan (dari
    segi
    fisik, dari segi materi, dan dari segi giliran), tetapi hati saya lebih
    senang pada Aisyah daripada yang lain, dan saya lebih senang kepada Siti
    Khadijah yang walaupun sudah meninggal daripada yang lain. Tapi ini di
    luar
    kemampuan saya”. Nah, ketika Allah berfirman, “Kalian tidak bisa adil
    walaupun kalian mau”. Keadilan yang dimaksud di sana adalah keadilan dari
    segi hati. Kita pun sulit untuk berlaku adil secara hati kepada anak-anak
    kita. Ada anak yang lebih kita senangi daripada anak-anak yang lain.
    Oo, si
    A anak yang taat, ini anak pintar dan lain-lain, walaupun mereka anak-anak
    kandung kita.

    Jadi pada prinsipnya poligami adalah boleh tapi syaratnya adil. Kita lihat
    dalam kenyataan sekarang, orang yang berpoligami itu adil atau tidak ? Ada
    ulama-ulama melarang, karena mereka lihat kenyataan sekarang ini poligami
    mempunyai dampak terlalu buruk. Bukan hanya bohong saja. Anak tirinya jadi
    musuh anak yang lain. Terjadi pengkhianatan, terjadi percekcokan. Karena
    itu, kata mereka, pemerintah perlu turun tangan untuk melarang
    poligami. Di
    beberapa negeri Islam, seperti Tunisia menempuh cara ini. Tercantum dalam
    undang-undang mereka, bahwa poligami dilarang. Yang berpoligami tanpa ijin
    akan ditahan/dipenjara 1 tahun dan didenda. Itu salah satu pandangan ulama
    tentang poligami.

    Namun ada lagi ulama-ulama yang berkata. Boleh berpoligami asal dapat izin
    dari pemerintah untuk menilai apakah orang tersebut layak secara ekonomi,
    sehat secara mental, dan memang ada kebutuhan. Karena terkadang ada
    kebutuhan pada poligami. Saya beri contoh. Boleh jadi ada seseorang yang
    masih muda namun isterinya sakit (akut). Masih ada keinginan dan kebutuhan
    seksualnya yang tinggi, lalu apakah dengan menceraikan isterinya yang
    sedang
    sakit atau ‘jajan’ di luar ? Dua-duanya tidak benar. Jadi bagaimana jalan
    keluarnya, jadi hayo apa ayo ibu-ibu (pengajian yang hadir ibu-ibu
    semua) ?
    Jalan keluar yang benar dan dibolehkan adalah berpoligami. Adapula suami
    isteri yang sudah sekian lama tidak memiliki anak, yang menurut dokter
    isterinya ternyata mandul. Di sinilah tempatnya poligami itu
    diperbolehkan.

    Contoh yang lain, jaman dulu ada peperangan besar seperti Perang Dunia
    I di
    Perancis. Laki-laki banyak yang gugur. Semula mereka melarang poligami,
    kemudian berubah menjadi menganjurkan untuk berpoligami. Karena kalau
    tidak,
    akan dikemanakan para janda tersebut ? akan dikemanakan anak-anak
    yatim itu
    ? Jadi sebenarnya ada situasi tertentu secara perorangan atau dalam
    masyarakat sehingga poligami bisa dibenarkan.

    Bukan lantas membuka pintu poligami lebar-lebar. Dengan alasan, Nabi juga
    berpoligami, saya juga ingin berpoligami. Apakah Anda sama dengan Nabi ?
    Baiklah jika Anda sama dengan Nabi, poligaminya harusnya dengan
    janda-janda
    yang sudah tua-tua pula, kenapa mau pilih yang cantik-cantik dan muda-muda
    ?
    Jadi itu bukan alasan.

    Apa yang dapat kita lihat disini ? Al-Quran ketika membenarkan poligami
    bukan bermaksud untuk memerintahkan berpoligami. Al Quran hanya memberi
    izin
    dan syaratnya harus adil serta ada kebutuhan untuk itu.

    Jadi sekarang poligami boleh atau tidak ? Jangan tutup rapat-rapat
    pintunya.
    Poligami itu seperti (walaupun tidak sama) pintu darurat dalam pesawat.
    Boleh dibuka setelah mendapat izin dari pilot. Kalau tidak ada izin maka
    tidak boleh dibuka. Dan yang membuka pintu darurat adalah orang yang
    betul-betul membukanya.

    Pertanyaan peserta pengajian :

    1. Karena poligami adalah pintu darurat maka boleh berpoligami, maka
    apakah
    boleh selama berpoligami bersikap tidak adil ?

    Bukan begitu maksudnya. Kehidupan ini harus selalu didasari oleh keadilan.
    Keadilan itu lebih dituntut lagi apabila menghadapi orang lain. Kita harus
    adil terhadap diri kita dan adil terhadap orang lain. Poligami dibenarkan,
    tapi sebelum melangkah kesana, itu diibaratkan seperti pintu darurat.
    Begitu
    masuk ke pintu itu, bukan lantas boleh untuk bersikap tidak adil. Jadi
    tidak
    serta merta dia dibolehkan sesukanya kapan aja mau berpoligami. Ada
    syaratnya. Seperti kita naik pesawat. Pesawatnya ada tangganya, kita turun
    lalu kembali ke rumah. Apabila pesawatnya rusak, dibukalah pintu darurat,
    kita boleh lewat pintu darurat itu dan kalau dapat izin dari pilot.
    Kondisi
    turun dari pintu darurat itu sama persis dengan turun dari tangga biasa.
    Nah
    berpoligami syaratnya adalah adil, tapi tidak boleh masuk kesana kecuali
    kalau ada kebutuhan yang mendesak. Tidak boleh kesana, kecuali setelah
    mendapat izin (izinnya ini bukan berarti izin untuk tidak adil, tapi izin
    untuk berpoligami).

    Ada pertanyaan yang mungkin muncul, izin ini perlu atau tidak ? Saya tidak
    sependapat kalau izin itu dari isteri. Izin itu harus dari yang berwenang.
    Jadi dari pengadilan agama. Itu sebabnya ada hal-hal yang dibenarkan oleh
    agama, tetapi oleh penguasa bisa dilarang kalau apa yang diizinkan oleh
    agama itu berdampak buruk. Sayyidina Umar bin Khattab pernah melarang
    pejabat-pejabatnya kawin dengan ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) walaupun
    Al
    Quran bisa membenarkan seseorang laki muslim bisa kawin dengan mereka.
    Umar
    pun pernah menjatuhkan putusan, siapa yang menceraikan isterinya dengan
    berkata, “kamu talak tiga” maka jatuhnya tiga. Padahal di Quran, dikatakan
    perceraian itu tiga kali. Sekali diceraikan jatuh satu, kembali lagi
    kemudian cerai lagi, jatuh dua, rujuk lagi, cerai lagi maka jatuh tiga.
    Sayyidina Umar, berkata tidak, karena orang ini sudah menggampangkan
    perceraian, sehingga harus dihukum. Begitu berkata orang itu, “talak tiga”
    maka betul-betul jatuh tiga. Ini untuk kemaslahatan.

    Inilah yang dijadikan dasar oleh ulama. Pemerintah apabila melihat dampak
    buruk dari sesuatu yang dibolehkan oleh Tuhan maka pemerintah bisa
    mengambil
    inisiatif untuk melarangnya. Nah poligami di dalam beberapa negara,
    dilihat
    bahwa dampaknya lebih buruk jadi harus ada izin. Tapi kalau minta izin
    dari
    ibu-ibu akan diberi atau tidak ? Tidak akan. Karena itu izinnya dari
    pengadilan agama. Mereka yang akan melihat bahwa laki-laki ini wajar dari
    segi ekonomi, mental dan kebutuhan dan sebagainya.

    2. Mendengar kata pintu darurat, tentang perceraian yang diibaratkan juga
    seperti pintu darurat. Mana yang lebih baik perceraiankah atau poligamikah
    ?

    Kita lihat kasusnya. Terkadang memang kehidupan sudah bisa cocok, lebih
    baik
    cerai, jadi masing-masing bisa mendapat jodoh yang betul-betul cocok.
    Jangan
    membuat isteri jadi tergantung, karena tidak menjadikan dia betul-betul
    sebagai isteri, tapi tidak juga cerai dia. Beri kesempatan kepadanya dan
    orang lain. Jadi masing-masing ada kasusnya.

    Tapi dalam konteks, suami masih cinta isterinya, hanya isterinya sakit.
    Bagaimana ini caranya ? Disini kalau dia bersabar, itu jauh lebih baik
    dalam
    pandangan Tuhan daripada dia menyakiti isterinya yang sedang sakit itu,
    tapi
    poligami itu bukan berarti terlarang. Tuhan berjanji, “Orang yang bersabar
    menghadapi isterinya yang sakit, tidak menyakiti isterinya dengan tidak
    kawin lagi itu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, walaupun dia
    dibolehkan untuk berpoligami”.

    3. Bagaimana pernikahan suami dengan perempuan lain yaitu menikahnya
    secara
    sirri tanpa saksi dari pihak perempuan ?

    Sebenarnya saksi itu tidak harus dari pihak tertentu, siapapun bisa jadi
    saksi. Yang harus itu adalah wali dari pihak perempuan. Jadi kita
    punya dua calon suami isteri, ada dua orang saksi, ada wali dari perempuan, dan ada ijab dan qabul. Jadi kalau tidak ada saksi dari pihak perempuan tidak ada, tidak mengapa asal ada walinya.

    4. Bagaimana sikap seorang isteri kepada suami yang terlanjur menikah lagi
    dan selama itu, isterinya tidak bisa menerima ?

    Ada dua sikap. Boleh saja, apabila isterinya merasa didzhalimi oleh
    suaminya, maka ketika itu isterinya boleh mengadu kepada pihak pengadilan
    agama. Apabila isteri sabar, maka ganjarannya lebih baik. Tetapi bila
    suami
    itu memang wajar untuk berpoligami. Isteri itu tidak bisa
    berkeberatan, dia
    harus bisa menerima kenyataan. Kalaupun dia datang mengadu ke pengadilan
    agama, akan dikatakan kepadanya, bahwa suaminya wajar untuk menikah lagi
    tersebut.

    5. Seperti kita ketahui, bahwa keadilan itu sesuatu hal yang tidak
    mungkin.
    Jadi seumpamanya, poligami itu tidak boleh dan tidak terkecuali. Bagaimana
    tipsnya atau doa-doanya agar suami kita tidak berpoligami ?

    Tidak benar kalau keadilan itu tidak mungkin terlaksana. Keadilan yang
    tidak
    mungkin terlaksana hanya keadilan dalam hati. Tuhan mentoleransi
    ketidakadilan di dalam hati selama kecendrungan kepada salah seorang
    isteri
    tidak tertumpah sepenuhnya sehingga isteri yang lain ditinggal sama
    sekali.
    Keadilan yang dituntut oleh Tuhan adalah keadilan dari segi materi (uang,
    waktu dan sebagainya). Hanya kita katakan, untuk masuk ke sana perlu ada
    persyaratan. Kiatnya seorang isteri agar suami tidak berpoligami ? Kiatnya
    banyak.

    Ada salah satu doa yang bunyinya, “Ya Allah, mantapkanlah hatiku untuk
    tetap
    menjalankan ajaran agamaMu dengan baik”, maka bisa berdoa, “Ya Allah
    mantapkanlah hati suamiku sehingga dia selalu cinta kepadaku”. Namun doa
    saja tidak cukup. Perlakuan yang baik itu yang akan mengalahkan segala
    sesuatu.

    Salah satu penyebab terjadinya poligami adalah kesalahan isteri, seperti
    terlalu sibuk, kurang memperhatikan suami dan sebagainya, sehingga rasa
    cinta tidak ada lagi. Walaupun agama menganjurkan kepada para suami, “Hai
    suami2, jika kamu sudah tidak senang kepada isterimu (mungkin akhlaqnya
    kurang baik, atau sudah tua) maka bisa jadi di balik kekurangan itu, Allah
    jadikan kebaikan yang banyak”. Apa kebaikan yang banyak itu ? Antara lain
    adalah ketenangan hidup. Karena katanya, orang yang berpoligami itu harus
    pandai bohong. Walaupun ada juga yang berani untuk tidak bohong.

    Berarti dalam berpoligami ini masih termasuk dalam hak dan kewajiban suami
    isteri ? Iya, yaitu haknya suami adalah untuk berpoligami tetapi ada
    syarat-syaratnya yang ketat. Jadi jangan lantas berkata tidak boleh.

    Kesimpulannya bahwa poligami itu dibolehkan oleh agama, selama yang
    bersangkutan memenuhi persyaratan agama, yaitu yakin atau menduga keras
    dapat berlaku adil. Dan keadilan yang dituntut adalah keadilan di bidang
    materi bukan keadilan di bidang hati. Poligami yang dibenarkan oleh agama
    ini adalah bukan perintah, tetapi izin. Bedakan perintah dengan izin.
    Poligami bukan perintah, bukan sunnah, bukan pula anjuran, tetapi boleh
    kalau memenuhi persyaratan.

  23. POLIGAMI
    by dede Gym

    Dalam Agama Islam konteks poligami diperbolehkan atau tidak tergantung pada keputusan ulama di negara tersebut.

    Beberapa ulama kontemporer, seperti Syekh Muhammad Abduh, Syekh Rashid Ridha, dan Syekh Muhammad al-Madan (ketiganya ulama terkemuka Al Azhar Mesir) lebih memilih memperketat penafsirannya.

    Muhammad Abduh dengan melihat kondisi Mesir, memilih mengharamkan poligami. Maroko juga mengharamkan poligami.

    Di Indonesia, poligami diperbolehkan untuk seorang laki-laki beragama islam yang menikahi lebih dari satu sampai empat orang wanita dengan persyaratan laki-laki tersebut harus mampu berbuat adil kepada wanita-wanita yang dinikahi.

    QS An-Nisa, 4:2-3 Sebagai satu-satunya ayat yang berbicara tentang menikahi lebih dari satu wanita sebenarnya lebih meletakkan pernikahan lebih dari satu wanita pada konteks perlindungan terhadap yatim piatu dan janda korban perang.

    Dengan dasar pemikiran bahwa poligami berbeda dengan hukum penikahan lebih dari satu wanita yang diperbolehkan dalam Islam, di mana poligami hanya didasarkan pada perkawinan antara seorang pria dengan lebih dari satu wanita, namun hukum pernikahan lebih dari satu sampai empat wanita yang ada pada Islam hanya akan terjadi bila pernikahan ini sah hukumnya beserta syarat-syarat dan rukun-rukunnya.

    Lebih jauh, Syekh Muhammad Abduh menyatakan, poligami adalah penyimpangan dari relasi perkawinan yang wajar, namun menikahi wanita lebih dari satu hanya dibenarkan secara syar

  24. Assalamu’alaikum
    Emang bener kang Lukman, HARUS PADA NGAJI/BELAJAR AGAMA dulu tuh temen-temen yang ngomong disini. Kebanyakan ngomong berdasar KETERBATASAN ILMUNYA MASING-MASING (termasuk saya juga sih).
    Sayang juga ya, kalo masyarakat hanya MENGAGUNGKAN SOSOK DHOIF insan yang bernama Gymnastiar yang dianggap masyarakat sebagai Ustadz tuh. Mendingan yang digugu dari orang yang dianggap masyarakat sebagai ustadz ngetop tuh, SETUAP UKMU YANG DIAJARIN MA DIA DAN BISA DIAMALKAN OLEH DIRI KITA SENDIRI. Kalo tu ustadz sudah bisa beramal poligami dan kita belum, ngapain kita malah pada cemburu trus mencela dia, mencela hadits bahkan ayat. Doraka tuh…!. Inget deh beberapa ayat terakhir Al-Baqoroh tentang perbedaan kemampuan amalan dien tiap orang.

    Nasehatnya buat saya dan kita semua,
    1. JANGAN PADA SEWOT DEH DENGAN SI AA GY TUH
    2. BERAMAL SAJA DENGAN KEMAMPUAN & PENGETAHUAN DIEN YANG ADA PADA KITA SEKARANG
    3. NGAJI..NGAJI..TERUS, DATANGI MAJLIS ILMU JANGAN PADA DUGEM NONTON TV TERUS NGOCEH DISANA SINI

    INGET YA
    1. KEMAMPUAN SETIAP ORANG UNTUK MEMBANGKANG TERHADAP ALLOH ITU HAMPIR SAMA, GA USAH DIAJARI KALO ORANG MAU SESAT, TU ORANG BAKALAN SESAT SENDIRI KALO GA DI UPGRADE/DIREFRESH ILMU DIEN NYA
    2.KEMAMPUAN ORANG BUAT TA’AT ITU BEDA-BEDA DAN UNTUK TA’T PERLU PERJUANGAN ALIAS USAHA

    Segitu saja
    Wassalam

  25. buat semuanya,…
    kebanyakan dari kita kurang pas kalo berkomentar tentang poligami,
    mungkin jauh lebih pas apabila kita merujuk kepada pendapat para ulama islam yang telah menguasai ilmu-ilmu islam.
    kebenaran itu bukan bersumber pada hawa nafsu atau perasaan manusia.
    ada satu kisah yg bisa diambil pelajaran.
    “Serombongan mahasiswa dari suatu Perguruan Tinggi datang pada satu ustadz (ustadz ini berprofesi dokter:

    Mahasiswa : Tadz, kami minta waktu sebentar

  26. buat semuanya,…
    kebanyakan dari kita kurang pas kalo berkomentar tentang poligami,
    mungkin jauh lebih pas apabila kita merujuk kepada pendapat para ulama islam yang telah menguasai ilmu-ilmu islam.
    kebenaran itu bukan bersumber pada hawa nafsu atau perasaan manusia.
    ada satu kisah yg bisa diambil pelajaran.
    “Ini ada kisah nyata. Serombongan mahasiswa dari suatu Perguruan Tinggi datang pada satu ustadz (ustadz ini berprofesi dokter:

    Mahasiswa : Tadz, kami minta waktu sebentar

  27. Afwan mas Andri, sedikit lagi buat Yola..

    PROPAGANDA EMANSIPASI WANITA

    Propaganda Emansipasi wanita adalah lagu lama, yang dihembuskan oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin, ketika mereka melihat Islam adalah agama yang sempurna dan pemeluknya sangat teguh memegangnya. Selama kaum muslimin, terutama kaum wanitanya konsekuen dengan agama dan sunnah Nabi-Nya, maka kehidupan mereka akan baik dan bersih, serta mengetahui seluk belum musuh.

    Ini semua membuat musuh-musuh Islam khususnya Yahudi dan Nasrani benci. Maka disebarkanlah faham baru ini untuk memecah-belah umat Islam, memperluas kerusakan di antara mereka, mengeluarkan para wanita dari rumah-rumah pingitan dan menghilangkan rasa malunya, sehingga mudah bagi mereka menguasai dunia Islam dan menghinakan kaum muslimin.

    lnilah yang terjadi, kaum muslimin tanpa berfikir mengekor di belakang propaganda ini terutama kaum wanitanya. Kondisi kita sekarang merupakan bukti apa yang telah saya paparkan di atas.

    Maka kita mohon kepada Allah Subhanahu wa ta

  28. Assalamu’alikum mas Andri…
    afwan ya, tulisannya panjang banget, yaa emang harus gitu.. mo gimana lagi..

    Baarakallahufiik…

  29. @Yola lagi…..

    Kedudukan Wanita Dalam Islam

    Wanita Di Masa Jahiliyah

    si wanita dimasa jahiliyah (sebelum diutusnya Rasulullah ) pada umumnya tertindas dan terkungkung khususnya di lingkungan bangsa Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan fenomena ini menimpa di seluruh belahan dunia. Bentuk penindasan ini di mulia sejak kelahiran sang bayi, aib besar bagi sang ayah bila memiliki anak perempuan.

    Sebagian mereka tega menguburnya hidup-hidup dan ada yang membiarkan hidup tetapi dalam keadaan rendah dan hina bahkan dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris. Allah berfirman (artinya): “Dan apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An Nahl: 58-59).

    Islam Menjunjung Martabat Wanita

    Dienul Islam sebagai rahmatal lil’alamin, menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi. Timbangan kemulian dan ketinggian martabat di sisi Allah adalah takwa, sebagaiman yang terkandung dalam Q.S Al Hujurat: 33).

    Lebih dari itu Allah menegaskan dalam firman-Nya yang lain (artinya): “Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)

    Ambisi Musuh-Musuh Islam Untuk Merampas Kehormatan Wanita
    Dalih emansipasi atau kesamarataan posisi dan tanggung jawab antara pria dan wanita telah semarak di panggung modernisasi dewasa ini. Sebagai peluang dan jembatan emas buat musuh-musuh Islam dari kaum feminis dan aktivis perempuan anti Islam untuk menyebarkan opini-opini sesat. “Pemberdayaan perempuan”, “kesetaraan gender”, “kungkungan budaya patriarkhi” adalah sebagai propaganda yang tiada henti dijejalkan di benak-benak wanita Islam.

    Dikesankan wanita-wanita muslimah yang menjaga kehormatannya dan kesuciannya dengan tinggal di rumah adalah wanita-wanita pengangguran dan terbelakang. Menutup aurat dengan jilbab atau kerudung atau menegakkan hijab (pembatas) kepada yang bukan mahramnya, direklamekan sebagai tindakan jumud (kaku) dan penghambat kemajuan budaya. Sehingga teropinikan wanita muslimah itu tak lebih dari sekedar calon ibu rumah tangga yang tahunya hanya dapur, sumur, dan kasur. Oleh karena itu agar wanita bisa maju, harus direposisi ke ruang rubrik yang seluas-luasnya untuk bebas berkarya, berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara apapun seperti halnya kaum lelaki di masa moderen dewasa ini.

    Ketahuilah wahai muslimah! Suara-suara sumbang yang penuh kamuflase dari musuh-musuh Allah itu merupakan kepanjangan lidah dari syaithan. Allah I berfirman (artinya): “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari jannah, ia menanggalkan dari kedua pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Al A’raf: 27).

    Peran Wanita Dalam Rumah Tangga

    Telah termaktub dalam Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia yang datang dari Rabbull Alamin Allah Yang Maha Memilki Hikmah: “Dan tetaplah kalian (kaum wanita) tinggal di rumah-rumah kalian.” (Al Ahzab: 33)
    Maha benar Allah dalam segala firman-Nya, posisi wanita sebagai sang istri atau ibu rumah tangga memilki arti yang sangat urgen, bahkan dia merupakan salah satu tiang penegak kehidupan keluarga dan termasuk pemeran utama dalam mencetak “tokoh-tokoh besar”. Sehingga tepat sekali ungkapan: “Dibalik setipa orang besar ada seorang wanita yang mengasuh dan mendidiknya.”

    Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkta: “Perbaikan masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara:

    Pertama: perbaikan secara dhahir, di pasar-pasar, di masjid-masjid dan selainnya dari perkara-perkara dhahir. Ini didominasi oleh lelaki karena merekalah yang bisa tampil di depan umum.

    Kedua: perbaikan masyarakat dilakukan yang di rumah-rumah, secara umum hal ini merupakan tanggung jawab kaum wanita. Karena merekalah yang sangat berperan sebagai pengatur dalam rumahnya. Sebagaiman Allah I berfirman (artinya): “Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj (berpenampilan) sebagaimana penampilannya orang-orang jahiliyah yang pertama. Tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah hanyalah berkehendak untuk menghilangkan dosa-dosa kalian wahai Ahlul bait dan mensucikan kalian dengan sebersih-bersihnya. (Al Ahzab: 33)

    Kami yakin setelah ini, tidaklah salah bila kami katakan perbaikan setengah masyarakat itu atau bahkan mayoritas tergantung kepada wanita dikarenakan dua sebab:

    1. Kaum wanita jumlahnya sama dengan kaum laki-laki bahkan lebih banyak, yakni keturunan Adam mayoritasnya wanita sebagamana hal ini ditunjukkan oleh As Sunnah An Nabawiyah. Akan tetapi hal itu tentunya berbeda antara satu negeri dengan negeri lain, satu jaman dengan jaman lain. Terkadang di suatu negeri jumlah kaum wanita lebih dominan dari pada jumlah lelaki atau sebaliknya

  30. @Yola

    Perkataan anti :
    “Aku berbicara poligami dari sisi perempuan,”
    Khan saya sudah pernah bilang, dalam permasalahan hukum Allah janganlah sekali-kali kita menggunakan akal yang sempit ini dan dengan perasaan-perasaan pribadi kita, kalau saya mengikuti perasaan pun tentu kalau ibu saya dipoligami, saya tidak akan terima, tetapi hukum Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat sempurna telah berkata lain dengan perasaan kita. Allah-lah yang Maha Berilmu tentang hikmah tersebut.
    Jadi anti wajib kembalikan semua permasalahan agama ini kepada asalnya yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah dan perkataan para sahabat rhadiallahu ‘anhu, bukan dengan perasaan anti sebagai seorang perempuan…
    Apalagi telah banyak hadits shahih dari rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya akal wanita tersebut 1/2nya akal laki-laki.

    Wallahu

  31. Jumlah perempuan lebih banyak dari laki2.. duh.. pemikiran yang dangkal banget. Dimana dulu bung.. kalau di Irak, oke lah, tapi di Aceh, namyakan cowok karena cowok lebih bisa survive menghadapi tsunami? Dikantor gue doang yang cewek. Dikampung gue jumlah cewek lebih sedikit dari cowok. Jangan di generalisasi begitu dong.
    Makanya, para laki2 yang mau poligami, kawini janda2 perang di Irak sana.. Di Indonesia mah, stok cowok ngga laku juga masih bejibun atuh..

  32. Aku berbicara poligami dari sisi perempuan,

    Aku sih ngga menampikkan bahwa tidak ada larangan poligami dalam islam. Tapi aku menolak poligami yang dilakukan kebanyakan orang dan para Kyai termasuk AA Gym, alasannya:

    Dulu wanita terlahir sudah dalam kondisi yang lemah, tidak punya hak pilih untuk menolak poligami. Budayanya, begitu si bayi perempuan dibrojolin, maka stimulasi otak yang ditangkapnya adalah laki-laki beristri lebih dari satu. Raja harus punya selir. Ngga ada pilihan lain. Dan mereka sejak gadispun sudah menyadari fenomena poligami itu. Makanya orang zaman dulu lebih siap.

    Tapi sekarang kita dilahirkan dalam suasana berbeda. Saat wanita sudah diangkat derajatnya sejajar dengan kaum pria, kita punya pilihan-pilihan hidup. Nah.. poligami yang dilakukan sekarang adalah penipuan terhadap pilihan hidup wanita. Kenapa?

    Kalau wanita dari awal sebelum menikah sudah tau bahwa dia akan dipoligami, dan dia setuju2 saja. It’s OK. Poligami sah-sah saja. Tapi coba deh inget-inget.. waktu pacaran atau saat melamar si perempuan, pernah ngga si laki-laki ngomong gini:
    “Yang,.. saat ini hanya kamulah cintaku. Tapi aku ngga tau nantinya gimana. Apakah aku akan terpikat sama perempuan lain ato ngga. Kalau sampai aku jatuh cinta lagi, maka kamu harus siap ya aku poligami” atau
    “Yang, aa adalah seorang muslim yang mana dalam islam tidak ada larangan poligami. Maka dari itu, yayang harus siap yah kalau setelah kita berumah tangga aa menikah lagi. Kan mengikuti sunnah Rasul”

    Saya 100% yakin ngga ada satu laki2pun yang berani ngomong gitu. Karena dia tau kok wanita ngga akan mau.

    Makanya laki2 menipu wanita dengan segudang rayuan gombalnya.. cinta sehidup semati hanya sama kamu, ngga akan ada yang lain, aku sudah mendapatkan yang terbaik, kaulah pelabuhan hatiku, dll. Itulah sebabnya wanita ngga pernah siap di poligami, karena dari awal pernikahan telah dihadirkan mimpi2 indah dan gambaran berkeluarga yang penuh cinta dan cita-cita. Akhirnya si wanita mau menerima lamaran si laki2. Dibenak para wanita telah terpola bahwa berumah tangga = 1 istri, 1 suami dan anak2. Saya rasa, saat baru menikah, di benak laki2pun sama.

    Tapi apa yang terjadi.. setelah memasuki jenjang pernikahan, hadir buah hati yang dicintai.. tiba2 dengan entengnya sang suami minta restu mau kawin lagi. Hancurlah mimpi indah tentang rumah tangga ideal tersebut. Usaha ikhlasnya melayani dan mendampingi suami, jatuh bangun mengayuh bahtera rumah tangga, mensupport suami membangun kekuatan finansial.. tapi begitu biduk rumah tangganya mulai stabil, nyaman.. masuklah wanita lain yang lebih cantik, lebih muda, lebih seksi, lebih menggiurkan sang suami. Si istri tua hanya bisa menagis disudut kamar.. Bagi yang wanita mandiri, bisa melarikan diri lewat jalan perceraian.. tapi bagi wanita yang ngga mampu.. hanya pasrah dengan goresan lukan mendalam. Tertipu.. dikhianati.. dilukai.. Yang solehah berzikir dengan berurai air mata.. Poligami telah menyebabkan seorang istri tersakiti.. membuat laki2 menjadi zhalim karena menyakiti.. membuat istri muda menjadi zhalim karena tidak tidak peka terhadap penderitaan sesama wanita.

    Ini kah poligami yang diinginkan islam? Inikah poligami yang diatur Al-Qur’an? Aku yakin bukan..

    Kasusnya AA Gym.. Si istri aja ikhlas kok kita ribut sih..
    Cara wanita mengatasi sakit hati dan kecewa itu bermacam2. Ada yang lari kepada Allah, ada juga yang lagi ke bar atau diskotik. Istilahnya obat buat satu penyakit itu banyak. Tapi tujuannya sama, yaitu untuk menyembuhkan sakit hati dan kekecewaan. Nah.. sakit hati dan kekecewaan itu adalah dampak dari suatu penyakit poligami dan virusnya adalah para suami2 termasuk AA Gym. Sumber penyakit harus dibasmi.

    Sekedar intermezo.. Aa kalau mau mengikuti sunah nabi.. tunggu aja jandanya Amrozi atau Imam Samudra. Suami2 mereka kan mengklaim rela gugur jihat fisabilillah tuh. Kok mantan model sih..?

    Aa.. istri satu aja ngga habis-habis ya.. Inget ngga aa ngomong gitu

  33. @saya

    ‘Aisyah binti Abu Bakar

    Hari-hari indah bersama kekasih Allah dilalui dengan singkatnya ketabahan menghiasi kesendiriannya guru besar bagi kaumnya pendidikan kekasih Allah telah menempanya.

    Dia adalah putri Abu Bakar Ash-Shiddiq , yang Rasulullah shallallahu

  34. @ si jelek

    Yang lebih shahih dari apa yang antum katakan adalah:

    Dari al-Miswar bin Mukrimah:

  35. Dalam beberapa hadist telah digambarkan tentang hidup nabi muhammad dalam berpoligami,banyak sekali cobaan bahkan nabi harus beberapa kali memperingati istri2 nya untuk tidak saling iri, tapi kenyataannya mereka para istri tetap saling iri ini sangat jelas di ceritakan baik dalam hadis maupun kisah2 para sahabat, bahkan saat nabi pada akhir2 masa hidupnya pun kecemburuan diantara sesama istri tetap ada, sesaat sebelum rasulullah berpulang kerahmatullah, beliau dikelilingi oleh semua istri-istrinya, salah satu diantara mereka berkata, wahai junjungan alam, bilakah bisa sakit yang engkau alami dipindahkan kepadaku, mendengar ucapan itu, istri-istri yang lain mengedipkan mata, hal ini diketahui rasulullah, lalu rasulullah berkata, bersihkanlah mulutmu!, istri-istrinya bertanya, dari apa ya rasulullah? rasulullah menjawab: Dari kedipan matamu!…itulah gambaran bagaimana susahnya mengatur istri yang lebih dari satu, tidak hanya kita , rasulullah pun merasakan berat melakukan poligami, kalau tidak dengan tujuan yang sangat mulia, tentu hal itu tidak dilakukan oleh beliau, pernikahan beliau setelah menduda selama 3 tahun( setelah khadijah meninggal) adalah penuh dengan tujuan mulia untuk mempersatukan faksi-faksi arab waktu itu, tentu juga allah memberikan gambaran akan sulitnya melakukan poligami,dimana rasulullah hampir mrnceraikan hapsa anak dari sahabat beliau ummar bin khattab. kalau sudah seperti ini jelasnya, lalu apa yang mendasari orang-orang kita sekarang untuk berpoligami??? mudah-mudahan bukan karena hasrat, (agar tidak jajan diluar) karena jika itu alasannya, sungguh sangat berdosa kita , karena kita menganggap poligami semata2 karena ketidak terbendungannya hasrat sex, ini artinya kita mengartikan poligami rasulullah serendah itu, karena alasan bibir seseorang melakukan poligami karena sunnah, bukankah banyak sunnah yang lain yang lebih banyak manfaat dari pada mudharatnya?????

    wassalam….kunjungin juga blogku ya…

  36. saya setuju dengan pak abdurrahman al-atsariy, memang harus dijelaskan. cukup detail, sampe2 riwayat syaikh bin Baaz juga dicantumin.

  37. saya dan istri saya punya sikap sama, Insya Allah tidak akan berpoligami. Tetapi kamipun menghargai dan memahami orang lain yang berpoligami karena memang hal itu juga hal yang Halal . Lagipula hal itu juga merupakan tanggung jawab pribadi pelaku poligami.

    Gitu aja kok repot !!

  38. #Dede

    ‘Sampai di sini Aa tidak lagi beda dengan yang lain karena meskipun meminta maaf, niatnya berpoligami jalan terus.’

    dia (yg nulis) lupa… bercerai adalah sesuatu yg dibenci Allah.
    maklum lah, yg nulis cuma wartawan, bukan pembelajar ilmu2 agama…
    lagipula, wartawan kan ‘me-wartakan’ apa adanya tanpa ditutupi atau ‘dibumbui’, bukan ‘mengadili’ dengan opini atau ‘menggiring opini’…

    maap nih, oot…

  39. Dari dulu ampe sekarang aku mah biasa2 aja tuh ama Udztad or Kiyai yang katanya ngetop di TV. Aku merasa isi yang terkandung dari Ceramahnya banyak gak ada isinya, penuh dengan banyolan, ketawa-ketiwi, bahkan diiringi dengan musik, jadi inti sarinya gak ada, kosonggggggggg. malah aku melihatnya hanya sebagai entertainment aja.

    Malah ada yang melakukan sesuatu yang gak diajarkan Nabi seperti “Zikir Berjamaah” ampe nangis2 segala seperti Over Akting gitu loh, udah tau gak diajarin Nabi eh masih juga di kerjain.

    ada juga yang setiap ceramah seperti UJ, selalu diiringi musik dan nyanyian, kayak digereja aja, kacau deh.

    Bagiku udztad2 yang ada sekarang adalah udztad selebritis, seperti penjual obat, kata2nya manis banget, dan sangat sulit manggilnya karena butuh biaya yang sangat besar.

    aku miris saat aku masuk ke daerah pedalaman, dimana aku liat masjid seperti rumah kosong atau rumah hantu, gak terawat, bahkan banyak babi peliharaan penduduk berkeliaran disitu, sementara gereja berdiri megah disekitarnya. yang aku bingung orang kok rela ngeluarin banyak uang cman untuk manggil udztad selebritis itu yang menurutku gak bermanfaat banyak. kenapa mereka gak membantu dan menyokong2 udztad2 yang ada di pelosok2, udztad2 yang dengan ikhlas mengajarkan Islam kepada penduduk setempat, tanpa ada yang menggaji mereka, sesosok udztad yang gak terkenal yang menurutku adalah pahlawan agama, bukan udztad selebritis tukang obat yang beraninya muncul di televisi doank, coba deh disuruh ke pedalaman Kalimantan, Irian, dll mao gak ya kira2 ?????????

    Indonesia emang aneh, Menteri agama aja percaya ama wangsit, Gus Dur udah kayak Tuhan aja di khultuskannya, Kiyai2 udah banyak jilat ludah sendiri, wajar deh kalau banyak bencana2 yang menimpa negara kita. Kita udah bener2 dalam lingkaran setan, malah kita udah jadi setannya kali ya.

  40. dari SUARA MERDEKA
    http://suaramerdeka.com/harian/0612/07/opi03.htm
    Selamat Menikmati…

    Aa Gym dan Tubuh Perempuan

    Oleh Hendro Basuki
    Jagalah hati, jangan kau nodai Jagalah hati lentera hidup ini… (Syair KH Abdullah Gymnastiar) ITU lagu wajib ibu-ibu pengajian. Dengan syahdu lagu itu dinyanyikan, kadang dengan menangis sesenggukan. Panggung dirancang sedemikian megah, sound system dengan kekuatan penuh, dan berdiri di sana seorang kiai muda berserban dengan sapaan yang santun, menyejukkan, dan sering membuat tertawa. Lalu, orang bilang, “Inilah kiai muda yang sedang naik daun….”. Yang merasa ditunjuk tak rela disebut naik daun, lalu KH Abdullah Gymnastiar segera mengoreksi. “Yang naik daun hanyalah ulat, bukan ustad.” Nah.

    Sepanjang pekan ini, media massa baik cetak maupun elektronik dipadati berita tentang poligami Aa Gym. Istri yang lebih dulu, Teh Ninih Mutmainah, dengan senyum yang agak dipaksakan dan bibir bergetar mengatakan, awalnya marah, tetapi buat apa marah jika memang hukum Islam memungkinkan itu.

    Lalu, bergegas pula Aa membela diri dengan mengatakan, orang mengecam poligami karena orang itu kurang ilmu. Lalu, Aa juga memperkenalkan istri keduanya kepada para santri dan ketika keluar dari ruang pertemuan, Alfarini berjalan menunduk. Tentu tak ada orang yang tahu, pikiran apa yang sedang berkecamuk di benaknya.

    Banyak orang marah. Seorang ibu rumah tangga, “pemuja” Aa sampai-sampai harus membuang beberapa kaset penyejuk hati yang dimilikinya ke jalan. Para pengendara pun tersenyum, entah simpul atau kecut. Barangkali itulah sebagian dari pemandangan dalam seminggu terakhir ini, setidaknya setelah mendengar Aa menikah lagi, atau berpoligami.

    Perempuan Luar Biasa

    Orang lalu menerka-nerka dan mengonstruksi pikiran tentang latar belakang kenapa kiai muda itu menempuh jalan poligami? Kenapa pula pernikahan itu dilakukan diam-diam bahkan sudah tiga bulan yang lalu? Bagaimana mereka merajut hubungan sebelum sampai ke pernikahan? Benarkah untuk melakukan itu, Aa kabarnya telah mempersiapkan selama lima tahun?

    Mari kita hubungkan antara syair di atas dan keadaan Teh Ninih. Perempuan hebat itu telah melahirkan tujuh anak dari rahimnya. Suatu jumlah yang tidak sedikit untuk musim sekarang. Jika harus dibandingkan dengan rata-rata rumah tangga, kehadiran jumlah anak yang sedemikian itu tergolong luar biasa. Lebih luar biasa lagi adalah kekuatan untuk melahirkannya satu demi satu. Hanya tubuh perempuan kuat saja yang bisa seperti itu.

    Dengan anak-anak yang masih kecil, pastilah setiap hari terdengar rengekan satu dengan lainnya. Si kecil yang masih berumur dua tahun, pastilah bisa panas badan, berkeringat buntet yang tidak nyaman dan menangis karenanya. Jika saat demikian, sang “bapak” tidak ada di tempat karena sedang berusaha berbuat “adil”, kepedihan ibu itu harus “diletakkan” di mana?

    Jagalah hati, jangan kau nodai. Jagalah hati lentera hidup ini…

    Wajah lelah Teh Ninih sangat kuat terpancar. Guratan bagian tertentu di wajahnya kuat terlihat. Melahirkan bukan pekerjaan sederhana, membutuhkan energi yang besar, dan taruhan nyawa. Setidaknya, sekian kali melahirkan, sekian kali pula mempertaruhkan nyawa.

    Penulis bahkan merasa tidak perlu menambah anak ketika melihat betapa beratnya istri melahirkan anak kedua. Setiap kali melihat anak-anak yang mungil, terbersit untuk “kepengin” lagi. Akan tetapi, pada saat yang sama, terbayang betapa beratnya istri saya menggendong “drum band” sembilan bulan lebih lamanya.

    Menunggu istri melahirkan, dada terasa sesak. Menunggu proses “pembukaan” yang ada hanyalah doa. Dan, mendengar rintihan istri menjelang melahirkan, tak kuat untuk tidak meneteskan air mata… Belum lagi pada saat-saat yang begitu melelahkan setelah melahirkan.

    Lega Hatikah?

    Sebuah pemandangan yang “elok” ketika Aa bersama dua istrinya berjalan. Istri lebih dulu, berusaha mesra dengan senyuman bersama sang suami, sedangkan istri berikutnya, tertunduk. Wajah yang satu terlihat lelah, dan satunya masih terlihat “ranum”. Orang Jawa mengatakan, randha kempling. Meminjam salah satu bait dalam nyanyian Campursari. Pemandangan itu tentu menimbulkan tafsir.

    Kenapa yang terjadi selalu seperti itu, istri berikutnya selalu dipilih lebih muda, lebih cantik, dan lebih fresh. Kenapa pula yang terjadi bukan sebaliknya, istri berikutnya yang lebih tua, lebih bergurat, lebih lelah, dan seterusnya.

    Perih tetapi penuh senyum dari Teh Ninih bisa ditafsirkan berbeda. Apakah dia lega hati saja karena suaminya poligami? Ataukah ia terlepas beban untuk melahirkan dan melahirkan lagi? Hanya hati nurani Teh Ninih yang bisa menjawab. Yang kita tahu, perempuan biasanya lebih banyak “bekerja” dengan perasaan, sedangkan laki-laki dengan logikanya.

    Perasaan banyak dikendalikan hati nurani, sedangkan otak lebih mendorong nafsu. Pengelolaan hati nurani secara terus-menerus akan memberikan ruang yang makin luas bagi pribadi untuk makin bijak, lembah manah, tawaduk, mudah sekali menghadirkan Tuhan dalam dirinya, dan sebagainya. Sedangkan bersandar pada otak hanya akan melahirkan sikap-sikap penuh nafsu, jumawa, merasa dirinya lebih hebat, dan segala jenis sikap rumangsa.

    Perasaan yang makin halus, pertanda hati nurani semakin hidup. Dominasi hati nurani itulah yang menjadikan manusia lebih berbudi, yang pada akhirnya mendorong sampai pada kesadaran, kebijaksanaan, kekasihsayangan, kebenaran, kesucian, kebertanggungjawaban, dan kekuatan sejati. Sebaliknya, nafsu yang didorong oleh kekuatan otak hanya akan melahirkan nepsu-nepsu yang tidak terkendali, yakni cenderung berbuat tidak suci seperti menipu (Sengkuni), serakah dan angkara murka (Duryudana), suka merebut hak orang lain (Rahwana). Maka, manusia yang sudah pada tataran mampu memperhalus budi, menguasai hati nurani akan mampu pula menguasai keempat nafsunya, yakni nafsu merah (amarah), nafsu hitam (aluamah), nafsu kuning (supiah), dan nafsu putih (mutmainah).

    Para sanyasin (manusia suci) adalah orang-orang yang mengerti agama yang tidak lagi berada di tataran ilmu, tetapi sudah berada di tahapan agama itu laku. Mengerti saja tidak cukup, karena itu hanyalah pekerjaan otak. Sebaliknya, mempraktikkan dan menjiwai dalam perilaku mampu mendorong pada tataran jumbuhing kawula Gusti. Di setiap sepersekian detik, di hatinya selalu ada Tuhan. Agama yang hanya dimengerti saja hanya menjadi konsumsi otak yang akhirnya hanya akan mendorong nafsu saja, yakni rumangsa ngerti.

    Mengerti secara ilmu belum cukup karena harus pula dibarengi dengan hati nurani. Maka, sebenarnya “jagalah hati jangan kau nodai” itu secara teks ajaran benar. Nah, implementasinya yang berat. Syair yang dibantu dengan suara empuk dan peralatan rekam yang canggih bisa melenakan, tetapi ketika tidak dilaksanakan, dampaknya sungguh amat dahsyat.

    Dan, ketika para ibu sedang menggugat, malah dibilang sebagai “kurang ilmu”, penulis menjadi ragu, apakah benar kebesaran Aa bisa mengeluarkan pernyataan seperti itu. Baiklah, jika memang “kurang ilmu”, lalu di mana syair tentang hati itu harus dinyanyikan dan ke mana harus ditujukan? Apakah hanya kepada orang lain? Lalu, di mana posisi pengarangnya?

    Pertanyaan yang sering menggoda untuk ditujukan kepada para pelaku poligami adalah, apa motivasi paling dasar ketika memilih jalan itu. Tanyalah pada hati nurani, dan biarlah “dia” yang menjawab. Bukankah untuk pelampiasan “kelebihan” nafsu? Atau yang terjadi malah bisa sebaliknya, memilih poligami agar bisa disebut lelaki gagah, kuat, atau penuh talenta? Lelaki merasa menjadi hero ketika dirinya seolah-olah telah memenangi peraihan atas diri perempuan. Lelaki merasa dirinya menjadi super ketika dirinya telah “mengoleksi” sekian perempuan dalam kehidupannya.

    Padahal, yang terjadi adalah penampakan kelemahan yang amat sangat. Tidak ada dalam satu kamus pun bahwa lelaki bisa memenangi seks dengan perempuan. Tidak pernah terjadi. Maka, tidak ada obat kuat untuk perempuan. Yang ada, mulai dari jamu-jamuan sampai pil yang paling heboh sekalipun diperuntukkan kaum lelaki. Dengan memiliki sekian banyak istri “seolah-olah” dirinya kuat. Justru yang terjadi sebaliknya. Mesakke ! Para peserta poligami justru menunjukkan ketidakmampuan menguasai diri terhadap tubuh perempuan.

    Ilmu dengan Laku

    Kalau yang dimaksud Aa Gym bahwa mereka yang mengecam poligami karena “kurang ilmu” maka kita mesti mengonstruksi lagi pengertian ilmu itu. Apakah sekadar ajaran dalam teks dan dalil yang sepi praktik, ataukah seperti yang diuraikan dalam Serat Wedhatama, Pocung 33 yang menyebutkan: Ngelmu iku kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani setya budya pangekese dur angkara. Artinya, penghayatan ngelmu dalam kehidupan nyata adalah berupa laku atau lampah batin yang sungguh-sungguh.

    Karena ilmu agama itu berhubungan tentang ilmu batin manusia, maka akan menjadi berarti kalau dilaksanakan, dimiliki disertai dengan laku utama dan budi pekerti yang senantiasa mengendalikan hawa nafsu. Dan, penerapan ilmu pengetahuan merupakan pembinaan akal budi yang kuat dan dapat diarahkan untuk menyertai pembentukan sebuah pribadi yang berkesadaran luhur. Penguasaan ilmu yang tinggi, ditambah dengan kesadaran beragama yang tinggi, seharusnya mampu melepaskan dari gairah hawa nafsu. Pemahaman literer tentang poligami itu benar, tetapi tidak tepat. Bener ning nora pener.

    Ketika seorang Begawan sekelas Aa yang masih terperangkap “hanya” pemahaman seperti itu, dan ternyata itu “melukai” begitu banyak ibu-ibu rumah tangga, lalu apakah hati Aa bisa dengan enteng mengatakan, “sak karepku to. Salahmu mengagumiku …?” Duh. Bukankah Begawan itu harus senantiasa bijak?

    Ada yang unik lagi dari Aa ketika memberikan tanggapan atas keresahan ibu-ibu itu. Katanya, jika langkah saya melukai hati ibu-ibu saya mohon maaf… Sampai di sini Aa tidak lagi beda dengan yang lain karena meskipun meminta maaf, niatnya berpoligami jalan terus. Lalu, apa makna dari minta maaf itu? Sama akhirnya dengan sebagian besar pemimpin bangsa ini yang meminta maaf karena menaikkan harga BBM, tetapi kenaikan itu jalan terus. Lho, lalu apa artinya minta maaf. Kan, sangat kuat kesannya basa-basi saja.

    Padahal meminta maaf kan harus dengan hati yang tulus. Jagalah hati, jangan kau nodai…

    Dan, episode Aa berpoligami ini segera menyadarkan penulis tentang akar dari penindasan terhadap perempuan yang bersumber pada sistem gender yang sangat patriarkis. Di setiap relasi perempuan dan laki-laki yang selalu dimenangkan adalah supremasi laki-laki. Sistem opresi yang berbasis kontrol laki-laki atas perempuan itu berlanjut pada pembentukan nilai-nilai, emosi, dan logika di setiap tahapan penting kehidupan manusia. Dan, perempuan baru bisa terbebas jika kontrol laki-laki di sektor kehidupan publik dan domestik dihilangkan. Ketatnya kontrol laki-laki atas perempuan itu telah merasuk dalam kehidupan keluarga, religi, bahkan akademisi, dan keadaan itu kian melegitimasi subordinasi perempuan. Muncullah kemudian rasa inferioritas perempuan terhadap laki-laki. Dan, meskipun Teh Ninih telah memberikan pengorbanan “toh nyawa” 7 kali, seolah menjadi tak begitu berarti dengan hadirnya istri yang lain.

    – Penulis adalah wartawan “Suara Merdeka”.

  41. @fernando
    Pemahaman saya tentang Agama saya belom sebanding dengan anda dan kyai2, belom ada seujung kuku pun tentang itu.
    Seperti tulisan saya saya hanya pengen orang2 tahu bahwa selama hidupnya Rasul Mohammad menikahi 12 orang wanita dan pernikahan keduanya adalah setelah Khadijah wafat.

    @abdurahman
    terimakasih atas tulisannya

  42. huhuhuhuh setahu saya bang said kenapa ali tidak boleh menikah lagi karena istrinya adalah anak nabi sendiri. karena dalam hati nabi sapa sinh yang mau anaknnya d madu. nabi aja ga mau anaknya d madu. tapi aa bener2 hebat saya salut dan kagum punya banyak anak banyak istri banyak rejeki komplit dah. kapan ya isa kaya dia????. jujur aja diapit dua wanita adalah impian tiap pria ah ah jadi kebayang deh.

  43. afwan…
    bukannya aku bermaksud membela AA Gym, tetapi aku takut kalian terjerumus kepada kategori orang yang mencela sunnah Rasulullah shalallahu ‘alihi wa salam, maka hati-hatilah kalian dalam berbicara tentang agama ALlah ini..

    itu aja dari aku..
    Perlu diketahui, dari pertama AA Gym mengorbit tinggi bak aktor Hollywood, aku sudah ga sreg, karena dia itu belajar agamanya dari siapa? dimana? berapa lama? trus tiba2 muncul…! modalnya cuman pandai ngomong doank.. tapi kalo ilmu??? yah kesimpulannya Aa Gym harus berilmu dulu, baru berkata dan beramal,..

    afwan ya Aa…

  44. Sedikit tentang syaikh bin Baz….

    Al Imam Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Baaz rahimahullah dilahirkan di kota Riyadh pada tanggal 12 Dzul Hijjah tahun 1330 H, dari keluarga yang sebagian besar kaum lelakinya bergelut dalam dunia keilmuan. Pada mulanya beliau bisa melihat, kemudian pada tahun 1336 H, kedua matanya menderita sakit, dan mulai melemah hingga akhirnya pada bulan Muharram tahun 1350 kedua matanya mulai buta.

    Pendidikannya lebih banyak tertuju pada pelajaran Al-Qur

  45. TAFSIR AYAT POLIGAMI
    Pertanyaan.Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Ayat
    tentang poligami dalam Al-Qur’an berbunyi :”Artinya : Kemudian jika kamu
    takut tidak akan dapat berlaku adil, maka(kawinilah) seorang saja” [An-Nisa
    : 3] Dan dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya
    : Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antaraistri-istri
    (mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian” [An-Nisa : 129] Dalam ayat
    yang pertama disyaratkan adil tetapi dalam ayat yang keduaditegaskan bahwa
    untuk bersikap adail itu tidak mungkin. Apakah ayat yang pertama dinasakh
    (dihapus hukumnya) oleh ayat yang kedua yang berarti tidak boleh menikah
    kecuali hanya satu saja, sebab sikap adil tidak mungkin diwujudkan ?
    Jawaban.Dalam dua ayat tersebut tidak ada pertentangan dan ayat yang pertama
    tidak dinasakh oleh ayat yang kedua, akan tetapi yang dituntut dari sikap
    adil adalah adil di dalam membagi giliran dan nafkah. Adapun sikap adil
    dalam kasih sayang dan kecenderungan hati kepada para istri itu di luar
    kemampuan manusia, inilah yang dimaksud dengan firman Allah Subhanahu wa
    Ta’ala.”Artinya : Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di
    antaraistri-istri (mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian” [An-Nisa
    : 129] Oleh sebab itu ada sebuah hadits dari Aisyah Radhiallahu ‘anha
    bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membagi giliran di
    antara para istrinya secara adil, lalu mengadu kepada Allah Subhanahu wa
    Ta’ala dalam do’anya: “Artinya : Ya Allah inilah pembagian giliran yang
    mampu aku penuhi danjanganlah Engkau mencela apa yang tidak mampu aku
    lakukan” [Hadits Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan
    dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim] [Fatawa Mar’ah. 2/62]

    SIKAP ADIL BUKAN HANYA TERHADAP ANAK YATIM
    Pertanyaan.Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya
    : “Sebagian orang mengatakan bahwa menikah lebih dari satu tidak dianjurkan
    kecuali bagi orang yang mengurusi anak yatim karena takut tidak mampu
    berbuat adil maka jika demikian dia boleh menikah dengan ibu anak yatim atau
    salah satu dari anak perempuannya. Mereka berdalih dengan firman Allah
    Subhanahu wa Ta’ala. “Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil
    terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
    kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat”
    [An-Nisaa : 3] Mohon dijelaskan hakekat sebenarnya .? Jawaban.Pendapat
    tersebut batil, makna ayat yang benar adalah barangsiapa yang mengurusi
    anak-anak yatim, terus jika dia menikah dengan anak yatim tersebut, dia
    takut tidak bisa memberi mahar dengan wajar seperti wanita lain maka lebih
    baik menikah dengan wanita selainnya. Karena selain anak yatim masih banyak
    wanita yang siap menikah. Ayat tersebut memberi anjuran untuk menikah lebih
    dari satu baik dua, tiga atau empat, demi untuk lebih menjaga pandangan,
    kemaluan, kesucian dan memperbanyak keturunan serta melindungi kehormatan
    hidup seorang wanita. Seperdua, sepertiga atau seperempat suami lebih baik
    bagi wanita daripada tidak mempunyai suami sama sekali, dengan syarat suami
    mampu bersikap adil, dan barangsiapa yang tidak mampu berbuat adil, maka
    cukup satu saja dengan ditambah budak yang dimilikinya. Perintah ini
    dikuatkan dengan keteladanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    beliau wafat dengan meninggalkan sembilan orang istri. Allah Subhanahu wa
    Ta’ala berfirman. “Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
    itu suri tuladan yang baik bagimu” [Al-Ahzab : 21] Rasulullah Shallallahu
    ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa untuk umatnya tidak boleh menikah lebih
    dari empat istri, adapun lebih dari empat orang istri itu merupakan
    keistimewaan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam [ Fatawa Mar’ah, 2/61]

    APAKAH POLIGAMI HARUS MENDAPAT IZIN DARI ISTRI PERTAMA Pertanyaan.Lajnah
    Da’imah Lil Ifta ditanya : “Tidak diragukan lagi bahwa berpoligami
    dianjurkan di dalam Islam, akan tetapi apakah suami harus meminta izin dari
    istri yang pertama untuk berpoligami?” Jawaban.Seseorang jika ingin
    berpoligami tidak harus mendapat izin dari istri yang pertama, tetapi secara
    moral dan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, maka sebaiknya suami
    memberitahu hal tersebut kepada istri pertama, untuk menjaga perasaan dan
    memperingan sakit hatinya sesuai dengan tabi’at wanita pada umumnya, dengan
    ungkapan bahasa dan tutur kata yang santun serta pemberian materi jika
    diperlukan. [Majalatul Buhuts, 25/67] [Al-Fatawa Al-Jami’ah Lil Mar’atil
    Muslimah (Fatwa-Fatwa Tentang Wanita 20, hal 168-170, Darul Haq]

    Ada suatu
    buku yang bagus dan baru terbit , semoga dapat menyediakan waktunya dengan
    membacanya untuk menambah pengetahuannya tentang ilmu syar’i ini khususnya
    tentang masalah Taaddud yang dikenal dimasyarakat dengan nama Poligami.
    Tiada kata yang lebih membakar telinga kaum wanita, selain kata poligami
    alias ta addud ini. Terlebih bagi wanita yang telah bersuami. Bahkan, wanita
    yang hampir ketinggalan bahtera antipati terhadap poligami. Padahal dengan
    poligami mereka telah menyelamatkan sesama wanita Muslimah untuk dapat ikut
    merasakan nikmatnya mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga. Tidak
    sedikit kaum wanita yang konsisten menentang poligami, walaupun dengan
    resiko harus menjadi perawan tua. Bagi mereka ” harga diri ” lebih utama
    dari pada dimadu dan menjadi madu . Bahkan sebagian wanita lebih memilih
    atau membiarkan jika suaminya berselingkuh; naudzubillah min dzolik.Mereka
    yang menentang poligami mengajukan berbagai alasan.Sebagian besar alasan
    yang mereka katakan hanyalah berdasarkan perasaan , bukan kajian secara
    Qur’ani dan As-Sunnah. Kenyataan yang kita lihat dalam kehidupan
    sehari-hari, jumlah wanita jauh lebih banyak dari jumlah pria , tentunya
    akan banyak wanita yang tidak bersuami jika poligami ( taaddud ) tidak
    disyari’atkan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Lalu, bagaimana caranya mereka
    melampiaskan naluri biologisnya ?? Pacaran, kumpul kebo dsb.nya. yang hal
    ini dengan perasaan mereka malah dianggap halal alias tidak ada masalah bagi
    mereka asal jangan dengan menikah resmi alias dimadu atau menjadi madu.Buku
    ini membedah permasalahan poligami secara tuntas. Berdasarkan hasil
    penelitian ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan bukan berdasarkan
    perasaan atau dugaan.Diharapkan setelah membaca buku ini kaum wanita
    menyadari bahwa hukum Alloh itu adil .

    Akankah kita meragukan keadilan Allah
    ?!Judul Buku : ISTRIKU MENIKAHKANKUPenulis : As-Sayyid bin Abdul
    As-Sa’daniPenerbit : Darul Falah.Wassalamu’alaikum warohmatullahi

  46. Berkata al-imam Bukhari rahimahullah : “Al ‘ilmu qoblal qouli wal ‘amal…” (berilmu sebelum berkata dan beramal..)

    Jadi, anda-anda sekalian kalau berkata tentang agama Allah yang sempurna ini harus berilmu dulu, jangan asal koment aja, jangan menilai agama ini dengan perasaan pribadi, maka kembalikanlah kepada Allah (al-qur’an) dan Rasulullah (as-sunnah).

    Baarakallahu fiikum..

  47. setuju sama yg berkomentar baik dan tidak menghujat. soal postingan ini saya “no comment”, karena saya tidak tahu apakah penulis memang pandai dalam hal agama atau tidak. kalau pun penulis memang pandai dalam hal agama, saya akan tetap “no comment”, karena saya tidak pandai dalam hal agama. 😀

    salam kenal mas andri.

  48. @tani
    Dibolehkan dan perintah memang beda….akur deh kalo gitu…
    tetapi, Apakah Nabi melarang kepada sahabat2nya untuk menikah lagi selagi istri pertamanya masih hidup …?? Setau saya hanya Ali bin Abu Thalib yg dilarang oleh Nabi untuk menikah lagi tetapi tidak kepada yg lain.
    Jangan langsung kita menuduh yg tidak2 karena Teh Rini memiliki paras yang cantik.
    Apakah Nabi seorang pemuda yg haus akan harta ketika menikahi Khadijah janda cantik yg kaya raya….???
    Apakah Nabi seorang pedophile ketika menikahi Aisyah yg masih kecil…???

    Kuncinya anda jangan suudzon dulu dengan AA..marilah kita berdoa semoga yg AA lakukan adalah niat yg baik.
    AA kan bukan baru kemarin belajar agama, Insya Allah dia pasti tau akan resikonya jika memang niatnya tidak baik.
    toh Teh Ninih sendiri sudah ikhlas, kenapa kita tidak…??
    Allah akan memberikan pahala yg berlipat atas keikhlasan teh Ninih, dan akan memberikan balasan yg setimpal juga kepada AA jika niatnya tidak benar.
    BTW perasaan si Wong Solo itu istri2nya ga ada secantik Teh Rini dan bekas model juga deh…kok anda masih sewot juga yah sama dia…???
    Sekali lagi jangan suuzdon dulu lah…

  49. Wah, masak sih poligami itu perintah… ?
    Diperbolehkan mah beda ama perintah atuh….
    Hari gini, kalo mau nolong janda mah gak perlu nikah segala, anak2 yatimnya disantunin juga bisa. Lagi pula ini kan janda cerai bukan janda meninggal. Bapaknya mereka masih ada tuh, masih idup.

    Kuncinya, AA ngaku aja naksir Teh Rini, jangan pake alasan dakwah…
    Yakin deh.. pelan2 para penggemar bisa menerima kenyataan AA Gym memang bukan nabi. Dan belum bisa dibilang sebagai Da’i yang perlu ditiru karena omongan dan kelakuannya gak sinkron…

    Kalau soal poligaminya, ya… udah banyak deh yang poligami di Indonesia ini, cuma AA Gym aja sama Wong Solo yang jadi sorotan, karena :
    MEREKA MEMPROPAGANDAKAN POLIGAMI.

    Poligami menjadi anjuran, bukan perijinan bagi yang DARURAT…

    Salah2, yang tidak darurat langsung poligami aja padahal belum DARURAT, tidak bisa mengekang hawa nafsunya sih…

  50. AA Gym tuh baeknya ngaku aja kalo dia berpoligami karena kesengsem sama Teh Rini yang aduhai. Gak usah malah ngakunya untuk dakwah, agar umat tersadar bahwa poligami yang diperbolehkan tidak perlu diributkan, sex bebas malah diperbolehkan…
    Kalo misinya itu, jangan milih istri baru yang mantan foto model dong,
    disanding sama Teh Ninih, sama sekali keliatan lebih cantiknya yang muda

    Duh AA, Allah maha tahu loh…

  51. Nah oleh sebab itu, ngapain kita berprasangka buruk dengan AA…??
    toh AA sedang menjalankan salah satu perintah Al-Quran..
    soalnya niatnya hanya Allah yang tahu..jangan kita langsung menunduh AA yg macam2..! Saya yakin AA tau juga resikonya.
    Seharusnya kita sebagai umat muslim mendoakan supaya poligami yg dilakukan AA dapat menjadi teladan yg baik.
    Jangan kita menghujat dia.!
    udah Islam difitnah disana-sini…ehhh sekarang malah banyak umat Islam sendiri yg secara tidak langsung meragukan kebenaran kitab sucinya…
    Gimana seh…!!!

  52. BETUL BANGET!

    rasulullah menikahi perempuan2 lain karena ada misi untuk MENOLONG dan MENYEBARKAN ISLAM

    dan yg dinakahi itu adalah janda2 miskin, tua, kafir dan susah hidupnya BUKAN janda yg masih bisa cari duit sendiri, punya rumah dan anak2nya hidupnya terjamin *sigh*

    jgnlah kita jadikan tindakan rasulullah sbg pembenaran untuk kita “berselingkuh” (baca: kawin lagi) pdhal apa yg kita kerjakan justru jauh dan tidak mencontoh rasulullah

    *bergidik jijik*

  53. Lihat saja efeknya… Maslahat atau tidak..
    Kalau Nabi setelah menikah bagaimana dengan umatnya….
    Kalau AA setelah menikah bagaimana dengan umatnya….
    hehe…. menuai berkah atau protes?

  54. SO,… Poligami Boleh kan?? Nothing Wrong with it… rite?

    kalo menolak poligami berarti menolak salah satu isi dari Al-Qur’an rite..?

    Poligami is about Responsibility.. walaupun sy boleh berpoligami, tapi saya tidak sanggup mempertanggung jawabkannya baik di dunia dan olehNya, karena itu sy tidak mau Berpoligami walaupun BOLEH.

    so, sy berprasangka baik bagi yg melakukan poligami berarti sudah sanggup dimintai pertanggungjawaban…. That’s it….

    BTW, nice info 🙂

  55. Iya Ndri, aku baca di buku Atlas Budaya Islam, tulisan Louise Lamya Al Faruuqi (duh lupa nulis namanya yang bener) tentang Nabi menikahi para istrinya ini buat saya sangat mengharukan (sampai bikin nangis).

  56. klo mo ngikutin sunnah nabi yang bener donk klo dulu udah ada model, pasti nabi ga akan memilihnya….uhhhhhhhhh

  57. aa gym tergoda juga imannya….pengetahuan agamanya sedikit, payah udah dapet qoriah bukannya bersyukur….malah nyari yang model………uh… payahhhhh…

Comments are closed.

web site hit counter